BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan anak usia dini merupakan
pondasi bagi dasar perkembangan anak. Anak yang mendapat, bimbingan , pembinaan
dan rangsangan sejak dini akan meningkatkan kesehatan, perkembangan fisik dan
mental yang akan berdampak pada kesiapan belajar pada akhirnya anak akan lebih
mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang sudah dimilikinya.
Sebagaimana
telah kita ketahui bahwa anak memiliki karakter yang khas dan unik baik secara
fisik maupun mental, oleh karena itu strategi dan metode pengajaran yang
diterapkan harus sesuai dengan kekhasan anak yaitu dengan strategi bermain
sambil belajar atau belajar seraya bermain. Bermain merupakan sarana untuk
menggali pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak. Bermain juga dapat
menjadi sarana untuk mengembangkan kreativitas dan daya cipta , karena bermain
adalah sumber pengalaman dan uji coba.
Bermain dari segi pendidikan adalah
kegiatan permainan menggunakan alat permainan mendidik serta alat yang bisa
merangsang perkembangan aspek kognitif, emosi, sosial, dan fisik yang dimiliki
anak. Dalam makalah ini akan dibahas tentang permainan yang mendidik yaitu
permainan edukatif.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang
dimaksud dengan permainan edukatif?
2.
Apa tujuan dan fungsi permainan
edukatif bagi anak usia dini?
3.
Apa saja alat permainan edukatif
(APE)?
1.3. TUJUAN
1.
Mengetahui definisi dari permainan edukatif.
2.
Mengetahui tujuan dan fungsi permainan edukatif bagi anak usia dini.
3.
Mengetahui alat permainan edukatif (APE).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Permainan Edukatif.
Permainan edukatif adalah semua
bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan atau
pengalaman belajar kepada para pemainnya, termasuk Permainan tradisional dan
“modern” yang diberi muatan pendidikan dan pengajaran (Adams, 1975). Atas dasar
pengertian itu, permainan yang dirancang untuk memberi informasi atau
menanamkan sikap tertentu, misalnya untuk memupuk semangat kebersamaan dan
kegotongroyongan, termasuk dalam kategori permainan edukatif karena permainan
itu memberikan pengalaman belajar kognitif dan afektif. Dengan demikian, tidak
menjadi soal apakah permainan itu merupakan permainan “asli” yang khusus
dirancang (by design) untuk pendidikan ataukah permainan “lama” yang diberi
nuansa atau dimanfaatkan (by utilization) untuk pendidikan.
Permainan edukatif merupakan suatu
kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat merupakan cara atau alat pendidikan
yang bersifat mendidik dan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa,
berpikir serta bergaul dengan lingkungan atau untuk menguatkan dan
menterampilkan anggota badan si anak, mengembangkan kepribadian, mendekatkan
hubungan antara pendidik dengan peserta didik, kemudian menyalurkan kegiatan
anak didik dan sebagainya.
Permainan edukatif juga dapat
berarti sebuah bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan dari
cara atau media pendidikan yang digunakan dalam kegiatan bermain, yang disadari
atau tidak, memiliki muatan pendidikan yang dapat bermanfaat dalam
mengembangkan diri peserta didik. Artinya, permainan edukatif merupakan sebuah
bentuk kegiatan mendidik yang dilakukan dengan menggunakan cara atau media
permainan yang bersifat mendidik. Ringkasnya, permainan edukatif adalah permainan
yang bersifat mendidik.
Dunia anak adalah dunia bermain,
melalui bermain anak memperoleh pelajaran yang mengandung aspek perkembangan
kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik. Melalui kegiatan bermain dengan
berbagai permainan anak dirangsang untuk berkembang secara umum baik
perkembangan berpiikir, emosi maupun sosial.
Pendidikan anak usia dini (0-8tahun)
merupakan tempat belajar sekaligus bermain bagi anak-anak. Anak-anak diajarkan
mengenal aturan, disiplin, tanggung jawab dan kemandirian dengan cara bermain.
Anak juga diajarkan bagaimana mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
berempati dengan temannya, tentunya juga berlatih bekerja sama dengan anak yang
lain.
Melalui kegiatan bermain yang
mengandung edukasi, daya pikir anak terangsang untuk merangsang perkembangan
emosi, perkembangan sosial dan perkembangan fisik. Setiap anak memiliki
kemampuan dan ketertarikan bermain yang berbeda tergantung dari perkembangan
anak. Dari permainan juga biasanya akan menimbulkan fantasi-fantasi besar oleh
anak, dan tentu akan semakin menambah rasa ketertarikan anak pada mainan tersebut.
2.1.1 Pentingnya Permainan Edukatif
Permainan edukatif penting bagi
anak-anak, disebabkan karena :
1. Permainan edukatif dapat membantu
anak dalam mengembangkan dirinya.
2. Permainan edukatif mampu meningkatkan kemampuan
berkomunikasi bagi anak.
3. Permainan edukatif mampu membantu anak dalam
menciptakan hal baru atau memberi inovasi pada suatu permainan.
4. Permainan edukatif mampu
meningkatkan cara berpikir pada anak.
5. Permainan edukatif mampu
meningkatkan perasaan anak.
6. Permainan edukatif mampu
meningkatkan rasa percaya diri pada anak.
7. Permainan edukatif mampu
merangsang imajinasi pada anak.
8. Permainan edukatif dapat melatih
kemampuan bahasa pada anak
9. Permainan edukatif dapat
membentuk moralitas anak.
10. Permainan edukatif dapat mengembangkan
rasa sosialisasi pada anak.
Dalam menentukan permainan edukatif, orang tua atau pendidik harus pintar dalam memilih, karena tidak semua yang harganya mahal dan modern itu bersifat mendidik, bisa jadi itu hanya menanamkan sifat konsumtif pada anak. Selayaknya orang tua dirumah dan pendidik di sekolah dapat memilih dan menyediakan media-media yang dapat mendukung perkembangan kepribadian anak, yang menyangkut fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional anak.
2.2. Tujuan dan Fungsi Permainan Edukatif bagi Anak Usia Dini .
Permainan secara garis besar dibagi
ke dalam dua kelompok, yaitu permainan rekreatif dan permainan edukatif.
Permainan rekreatif adalah permainan yang bersifat menyenangkan dan menumbuhkan
imajinasi yang tinggi dan biasanya dibuat dengan teknologi yang tinggi pula,
contohnya mobil-mobilan, robot-robotan, dll. Sedangkan permainan edukatif
adalah permainan yang menyenangkan dirancang untuk tujuan latihan tertentu,
atau sebagai sarana untuk melatih kemampuan anak.
2.2.1 Tujuan permainan edukatif bagi anak usia dini:
1.
Mengembangkan keterampilan motorik
halus dan wawasan berpikir anak
Dengan bergerak, seperti berlari atau melompat, seorang anak akan terlatih motorik kasarnya, sehingga memiliki sistem perototan yang terbentuk secara baik dan sehat. Kemampuan motorik halusnya akan terlatih dengan permainan puzzle, membedakan bentuk besar dan kecil, dan sebagainya.
Dengan bergerak, seperti berlari atau melompat, seorang anak akan terlatih motorik kasarnya, sehingga memiliki sistem perototan yang terbentuk secara baik dan sehat. Kemampuan motorik halusnya akan terlatih dengan permainan puzzle, membedakan bentuk besar dan kecil, dan sebagainya.
2.
Mengembangkan Kemampuan
Sosial-Emosional
Anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang untuk melakukannya. Pada tahap-tahap awal anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang untuk melakukannya. Pada tahap-tahap awal kembangannya, orang tua merupakan kawan utama dalam bermain. Pergeseran akan terjadi seiring dengan bertambahnya umur anak, terutama setelah memasuki usia sekolah. Di sekolah, anak akan mengalami proses sosialisasi bergaul dengan kawan sebaya dan dengan gurunya.
Anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang untuk melakukannya. Pada tahap-tahap awal anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang untuk melakukannya. Pada tahap-tahap awal kembangannya, orang tua merupakan kawan utama dalam bermain. Pergeseran akan terjadi seiring dengan bertambahnya umur anak, terutama setelah memasuki usia sekolah. Di sekolah, anak akan mengalami proses sosialisasi bergaul dengan kawan sebaya dan dengan gurunya.
3.
Mengembangkan Kemampuan Kognisi
(Kecerdasan)
Prinsip-prinsip pada permainan
edukatif:
1.
Prinsip Produktivitas
Permainan
edukatif harus dapat mengembangkan sikap produktif pada diri anak sebagai
pengguna dan pemain dalam permainan itu sendiri. Sehingga dari permainan itu
akan mengena dan tersimpan di memori anak sehingga suatu saat anak mampu
menginovasi atau menciptakan sesuatu yang baru.
2. Prinsip
Aktivitas
Permainan
edukatif harus mampu mengembangkan sikap aktif pada anak. Sehingga permainan
edukatif mampu mengembangkan motorik kasar dan motorik halus pada anak.
3.
Prinsip Efektivitas dan Efisiensi
Prinsip ini menjadi tolak ukur dari
efek permainan edukatif yang digunakan. Jadi dalam hal ini guru sebagai
fasilitator dituntut cerdas untuk memilih permainan edukatif yang memiliki
muatan pendidikan dan cocok untuk anak.
4.
Prinsip Kreativitas
Melalui permainan, diharapkan anak
mampu merancang sesuatu yang baru dan berbeda dan menimbulkan kepuasan pada
anak. Meskipun permainan itu mudah dan murah, tapi anak akan tetap memiliki
rasa penasaran untuk membongkar atau merusaknya.
5.
Prinsip Mendidik dengan Menyenangkan
Permainan eduukatif harus
memperhatikan sisi kemampuan anak. Dari permainan diharapkan anak merasa senang
dengan permainan yang dimainkan namun, tanpa disadari ternyata permainan yang
dikembangkan bermanfaat untuk mengembangkan IQ, EQ danSQ .
2.2.2 Pelaksanaan
dalam permainan edukatif:
Yang perlu diperhatikan dalam
permainan edukatif yaitu :
1.
Penataan lingkungan, dalam penataan
permainan edukatif berbeda dengan alat rekreatif, untuk alat ini harus tertutup
dan diberikan sesuai dengan rencana pembelajaran yang akan diberikan.
2.
Pengarahan sebelum bermain, dalam
kesempatan ini guru harus memperkenalkan alat yang akan dipakai, memberikan
cara atau aturan dalam menggunakan alat, kapan memulai dan mengakhiri, dan
merapikan kembali alat.
3.
Pelaksanaan permainan, sebaiknya
guru memberikan contoh dalam melaksanakan permainan, memberikan motivasi,
memberikan bantuan anak yang membutuhkan, mencobakan dengan cara lain untuk
memperkaya pengalaman anak, dan mendokumentasikan hasil yang dicapai anak.
4.
Kegiatan setelah bermain, yaitu
membereskan alat, jika anak belum terbiasa, anak harus dilibatkan dalam
membereskan.
Jika dilihat
dari fungsi permainan terhadap perkembangan pribadi anak akan terlihat berbagai
fungsi permainan dalam mendukung perkembangan anak tersebut, seperti
kesimbangan mental, kestabilan emosi, kecepatan berfikir, daya konsentrasi,
sosialisasi, kepemimpinan dan lain-lain.
1.
Fungsi permainan terhadap
perkembangan mental.
Seseorang dikatakan memiliki perkembangan mental apabila terpenuhi segala kebutuhan secara memuaskan. Yang menjadi masalah disini adalah, tidak semua kebutuhan terpenuhi, karena datangnya silih berganti, baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Kadang-kadang untuk memenuhi kebutuhan yang satu, bertentangan dengan kebutuhan yang lain. Usaha yang dapat dilakukan dalam menyeimbangkan mental adalan menerima dan memahami masalah-masalah tersebut. Permainan melatih anak untuk belajar mengatasi masalah atau problem solving karena dalam permainan terdapat masalah yang harus dipecahkan atau dipikirkan.
Seseorang dikatakan memiliki perkembangan mental apabila terpenuhi segala kebutuhan secara memuaskan. Yang menjadi masalah disini adalah, tidak semua kebutuhan terpenuhi, karena datangnya silih berganti, baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Kadang-kadang untuk memenuhi kebutuhan yang satu, bertentangan dengan kebutuhan yang lain. Usaha yang dapat dilakukan dalam menyeimbangkan mental adalan menerima dan memahami masalah-masalah tersebut. Permainan melatih anak untuk belajar mengatasi masalah atau problem solving karena dalam permainan terdapat masalah yang harus dipecahkan atau dipikirkan.
2.
Fungsi permainan sebagai kestabilan
emosi.
Seperti yang dikemukakan oleh
Sukirno (1993:36) yang mengutip pendapat C. Cowwel dan L. France adalah :
”keseimbangan mental dapat dicapai atau diusahakan dengan mengadakan pendidikan
emosi serta mengembangkan daya penyesuaian mengadakan pendidikan secara
terarah”.
Permainan sebagai sarana yang dapat
dipakai untuk melatih kestabilan emosi dan sebagai sarana penyesuaian terhadap
emosi.
3.
Fungsi permainan terhadap kecepatan
proses berpikir
Dalam bermain diperlukan berpikir
yang cepat dan tepat, hal ini menuntun anak untuk memiliki daya sensitifitas
dan daya persepsi yang tinggi terhadap situasi yang dihadapinya. Contoh dalam
permainan Puzzle, lego, scrabble dll. Mereka dalam menyelesaikan permainan
diperlukan proses berpikir dan imajinasi yang tinggi.
4.
Fungsi permainan terhadap daya
konsentrasi
Konsentrasi atau pemusatan perhatian
terhadap pelaksanaan suatu usaha adalah penting, permainan dapat dipakai sarana
dalam melatih konsentrasi, contohnya seperti meronce, puzzle, maze, dll. Anak
dalam melakukan kegiatan meronce harus memerlukan konsentrasi, kalau dilakukan
berulang-ulang akan membantu anak berkonsentrasi.
Fungsi permainan terhadap pendekatan
jarak sosial. Bermain tidak membedakan
suku, ras, keturunan, kaya atau miskin, semua mempunyai kepentingan yang sama,
semua dapat bergembira, dan jenis permainan tidak menjadi tolak ukur
kegembiraan. Anak-anak dapat bermain bersama. Permainan dapat digunakan sarana
untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan menjalin pergaulan antar sesama.
5.
Fungsi permainan terhadap
kepemimpinan.
Dalam kegiatan bermain terdapat
masalah-masalah yang timbul dalam permainan, sehingga anak dituntut untuk
memiliki rasa tanggung jawab yang besar, kebiasaan untuk memberi dan menerima
saran-saran, selalu melakukan tugas- tugas dengan penuh pengertian dan
kerjasama dan dalam bermain akan menanamkan dan memupuk rasa demokrasi.
2.3. Alat Permainan Edukatif (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau alat permainan yang
mengandung nilai pendidikan dan dapat mengembangkan seluruh aspek kemampuan
anak, baik yang berasal dari lingkungan sekitar ( alam ) maupun yang sudah
dibuat (dibeli).
2.3.1 Prinsip Alat Permainan Edukatif (APE)
a. Mengaktifkan alat indra secara kombinasi, sehingga
dapat meningkatkan daya serap daya ingat anak didik.
b. Mengandung kesesuaian dengan kebutuhan aspek
perkembangan, kemampuan, dan usia anak didik, sehingga tercapai indikator kemampuan
yang harus dimiliki anak.
c. Memiliki kemudahan dalam penggunaanya bagi anak
,sehingga lebih mudah terjadi interaksi dan memperkuat tingkat pemahamannya dan
daya ingat anak
d. Membangkitkan minat, sehingga mendorong anak untuk
memainkannya
e. Memiliki nilai guna, sehingga besar manfaatnya bagi
anak
f. Memiliki kesangkilan ( efisiensi ), sehingga mudah
dan murah dalam pengadaan dan penggunaannya
2.3.2Sifat Isi Alat Permainan Edukatif (APE)
a. Instruktif, mengandung pesan perintah yang harus
dikerjakan (penugasan).
b. Informatif, mengandung pesan hal-hal baru yang
harus diketahui anak.
c. Motivasi, dapat menggugah minat dan perhatian anak.
d. Rekreatif, memberikan rasa senang, aman, nyaman, gembira
dan bahagia bagi anak.
2.3.3 Kriteria
Alat Permainan Edukatif (APE)
Pada umumnya kriteria APE meliputi 3
bidang sebagai berikut :
a. Kesesuaian ( relevansi ), yaitu sesuai dengan
karakteristik anak, rencana kegiatan belajar, indikator kemampuan.
b. Kemudahan yaitu mudah dibuat, dipergunakan.
c. Kemenarikan yaitu bentuknya menarik, dan dapat
menggugah anak untuk memainkannya.
Kriteria umum diuraikan ke dalam tujuh unsur, yang disebut dengan 7 M:
Kriteria umum diuraikan ke dalam tujuh unsur, yang disebut dengan 7 M:
a. Mudah yaitu mudah membuatnya, mudah memperoleh
bahan dan alat, mudah digunakan oleh anak didik.
b. Murah artinya biaya dengan sedikit mungkin.
c. Menarik yaitu merangsang perhatian baik bentuk,
warna, bahan sehingga anak tertarik untuk memainkannya.
d. Mempan yaitu sesuai dengan kebutuhan perkembangan ,
karakteristik, usia,minat dan kemampuan anak .
e. Mendorong yaitu dapat menggugah minat anak untuk
bersikap atau berbuat yang positif baik untuk dirinya, orang lain maupun
lingkungan.,
f. Mustari sesuai dengan kebutuhan dan minat anak dan sesuai
dengan kondisi setempat
g. Manfaat yaitu bernilai dan sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak.
2.3.4 Manfaat Alat Permainan Edukatif (APE)
a. Melatih
kemampuan motorik
Stimulasi
untuk motorik halus diperoleh pada saat anak meraih dan mengambil mainannya,
meraba, memgang dengan kelima jarinya, dan sebagainya. Sedangkan rangsangan
motorik kasar didapat anak saat menggerak-gerakan mainnya, melempar,
mengangkat, dan sebagainya.
b.
Melatih konsentrasi
APE
dirancang untuk menggali kemampuan anak, termasuk kemampuannya dalam
berkonsentrasi dan fokus. Saat menyusun puzzel, katakannlah, anak dituntut
untuk fokus pada gambar atau bentuk yang ada di depannya sehingga anak tidak
berlari-larian atau melakukan aktifitas fisik lain sehingga konsentrasinya bisa
lebih tergali. Tanpa konsentrasi, bisa jadi hasilnya tidak memuaskan.
c. Mengenalkan
konsep logika sederhana
Anak dilatih
untuk berfikir logis dengan mengikuti urutan atau aturan sederhana sesuai
dengan permainan yang dimainkannya, dimana anak dapat berfikir secara logis
untuk menentukan suatu keputusan antara satu konsep dengan konsep lain dari
mainannya, misalnya dalam menyusun balok anak akan berfikir bahwa balok yang
besar lebih baik jika diletakan di bagian bawah sebagai pondasi sehingg tidak
menggangu keseimbangan bangunan yang dibuatnya.
d. Mengenal
konsep sebab akibat
Anak akan
belajar konsep-konsep sederhana tentang sebab dan akibat sesuatu. Contohnya,
jika anak memasukan benda kecil ke dalam benda yang besar akan berhasil,
sehingga anak memahami bahwa benda yang lebih kecil bisa dimuat dalam benda
yang lebih besar. Sedangkan benda yang lebih besar tidak bisa masuk ke dalam
benda yang lebih kecil. ini adalah pemahaman konsep sebab akibat yang sangat
mendasar.
e.
Melatih kemampuan verbal dan bahasa
anak
Permainan
edukatif sangat baik jika dibarengi dengan komunikasi yang terarah, ini dapat
dilakukan dengan dialog atau teknik bercerita dan mendongeng untuk anak. Metode
ini dapat memberikan manfaat tambahan bagi anak, yakni meningkatkan kemampuan
berbahasan juga, kemampuan bersosialisasi dan komunikasi anak dengan orang
lain.
f.
Menambah pengetahuan dan wawasan
Permainan
edukatif wawasan anak akan bertambah seiring dengan kemapuan anak untuk
menjelajah aspek-aspek permainan tersebut. Eksplorasi anak terhadap kegiatan
main memberikan hasil berupa proses penambahan pengetahuan dan wawasan baik
segi bentuk, ruang dan ragam warna. yang pada intinya dapat menstimulasi panca
indra anak, yang meliputi indera penglihatan, penciuman, pengecapan, perabaan
dan pendengaran.
g.
Mengenalkan warna, bentuk dan
tekstur
Dari mainan
edukatif ini, anak dapat mengenal raga/variasi bentuk dan warna. Ada benda
berbentuk kotak, segiempat, bulat dengan berbagai warna; biru, merah, hijau,
dan lain sebagainya.
Permainan edukatif harus mempunyai
fungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, seperti motorik,
bahasa, kecerdasan, dan sosialisasi. Selain itu alat permainan edukatif harus
dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tetapi jangan terlalu sulit sehingga
anak akan mudah frustasi, atau terlalu mudah sehingga anak akan cepat
bosan.Dalam memilih permainan edukatif, guru dan orang tua harus memperhatikan
kelayakan dan kemanan mainan tersebut.
2.3.5 Syarat
Permainan Edukatif
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam memilih permainan
edukatif diantaranya:
1. Desain Mudah
dan Sederhana
Sebaiknya
desain permainan edukatif mempunyai desain yang sederhana. Hal paling penting
adalah tepat dan mengena pada sasaran edukasi, sehingga anak tidak terbebani
dengan kerumitannya.
2.
Multifungsi
Permainan
edukasi sesuai untuk anak lelaki atau perempuan, sehingga dapat juga dibentuk
sesuai kreativitas dan keinginan anak.
3.
Menarik
Permainan
edukatif sebaiknya mampu memotivasi anak dan tidak memerlukan pengawasan yang
intensif. Sehingga anak akan bebas mengekspresikan kekreatifannya.
4.
Berukuran besar
Permainan
edukatif sebaiknya berukuran besar karena kan memudahkan anak untuk memegangnya
dan menghindari kemungkinan membahayakan misalnya dimasukkan ke mulut, maka
sebaiknya memilih peralatan yang besar.
5.
Awet dan sesuai kebutuhan
Hendaknya
permainan edukasi tahan lama dan sesuai tujuan yang diinginkan, sesuai
kebutuhan dan tidak menghabiskan ruangan.
6.
Mendorong Anak untuk bermain bersama
Sebaiknya
memilih permainan yang memberi kesempatan anak untuk bersosialisasi dengan
temannya dengan segenap kreativitasnya.
7.
Mengembangkan Daya Fantasi
Permainan
edukasi diharapkan mampu mengembangkan daya fantasi dan imajinasi anak.
Walaupun alat permainan edukatifnya sederhana harus
tetap menarik baik warna maupun bentuknya. Bila bersuara, suaranya harus jelas.
Alat permainan edukatif harus mudah diterima oleh semua kebudayaan karena
bentuknya sangat umum dan harus tidak mudah rusak. Kalau ada bagian-bagian yang
rusak harus mudah diganti. Selain itu pemeliharaannya mudah, terbuat dari bahan
yang mudah didapat, dan harganya terjangkau oleh masyarakat luas.
2.3.6 Jenis-jenis
Alat Permainan Edukatif
1.
Puzzle
Alat ini mempunyai fungsi untuk
melatih motorik halus, yaitu melatih keterampilan tangan untuk persiapan
menulis, persepsi visual yaitu untuk melatih pemahaman visual, dan problem
solving yaitu anak dilatih untuk mencoba memecahkan masalah yang ada di puzzle
itu, sehingga jumlah kepingan puzzle dapat dibuat seseuai dengan kemampuan
anak.
2.
Meronce / menjahit
Alat ini mempunyai fungsi untuk
melatih motorik halus, yaitu melatih keterampilan tangan untuk persiapan
menulis, koordinasi mata tangan, yaitu koordinasi dari mata dan tangan dalam
rangka latihan keterampilan untuk dasar-dasar menulis konsep bentuk, dan konsep
warna.
3.
Balok membangun
Alat ini mempunyai fungsi untuk
melatih motorik kasar, yaitu melakukan gerakan untuk mendukung aktvitas gerak
secara keseluruhan, motorik halusnya yaitu melatih keterampilan tangan untuk
persiapan menulis, koordinasi mata tangan, yaitu koordinasi dari mata dan
tangan dalam rangka latihan keterampilan untuk dasar-dasar menulis, imajinasi
dan daya cipta, yaitu untuk melatih anak untuk bereksplorasi menemukan hal-hal
yang baru dan menciptakkan bentuk baru.
4.
Puzzle kotak pos
Alat ini berfungsi untuk melatih
konsep bentuk dan warna, perseps visual, yaitu untuk melatih pemahaman visual,
koordinasi mata tangan, yaitu koordinasi dari mata dan tangan dalam rangka
latihan keterampilan untuk dasar-dasar menulis.
5.
Maze
Alat ini berfungsi untuk melatih
konsentrasi, motorik halus.
6.
Menara kelereng
Alat ini berfungsi untuk melatih
kontak mata dan konsentrasi
7.
Hammer
Alat ini berfungsi untuk melatih
koordinasi mata tangan, motorik kasar dan motorik halus.
8.
Bentuk geometri dasar dan menengah
Alat ini berfungsi untuk melatih
konsep bentuk dan konsep warna.
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
1. Permainan
edukatif merupakan sebuah bentuk kegiatan mendidik yang dilakukan dengan menggunakan
cara atau media permainan yang bersifat mendidik.
2. Tujuan
permainan edukatif untuk mengembangkan keterampilan motorik halus dan wawasan
berpikir, mengembangkan kemampuan sosial-emosional, dan mengembangkan kemampuan
kognisi (kecerdasan)
Fungsi permainan
edukatif terdiri dari:
a. Fungsi
perkembangan mental
b. Fungsi
permainan sebagai kestabilan emosi
c. Fungsi
permainan terhadap kecepatan proses berpikir
d. Fungsi
permainan terhadap daya konsentrasi
e. Fungsi permainan
terhadap pendekatan jarak sosial
f. Fungsi permainan
terhadap kepemimpinan
3. Alat
Permainan Edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai
sarana atau alat permainan yang mengandung nilai pendidikan dan dapat
mengembangkan seluruh aspek kemampuan anak, baik yang berasal dari lingkungan
sekitar ( alam ) maupun yang sudah dibuat (dibeli).
3.2.
IMPLIKASI
Dampak
permainan edukatif bagi anak usia dini:
1. Mampu
melatih konsentrasi pada anak
2. Mengajar
dengan lebih cepat dengan waktu relatif singkat
3. Menambah
daya pengertian dan ingatan
4. Membuat
proses belajar menyenangkan
5. Mampu
Mengatasi keterbatasan bahasa
6.
Meningkatkan rasa sosialisasi pada anak
7.
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada anak
DAFTAR PUSTAKA
http://mayadikiria.wordpress.com/2011/05/22/permainan-edukatif
http://www.lesprivatsurabaya.net/macam-macam-permainan-mendidikedukatif-untuk-anak/
http://produkperagapendidikan.blogspot.com/2013/07/alat-permainan-edukatif-ape-paud-tk.html
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/08/pengertian-alat-permainan-edukatif-ape.html
Ismail, Andang . 2007. Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.
Martuti, A.2008. Mengelola PAUD dengan Aneka Permainan Meraih Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Mubarok, M. Mufti, Plus BCM Rahasia Cerdas Belajar Sambil Bermain, Surabaya: PT. Java Pustaka Media Utama, 2008
Musbikin, Imam. 2006. Mendidik Anak Kreatif ala Einstein. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Surviani, Istanti, dkk, 20 Point Penting dalam Menghias Jiwa & Perilaku Anak, Bandung: Pustaka Ulumuddin, 2004
Ismail, Andang . 2007. Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.
Martuti, A.2008. Mengelola PAUD dengan Aneka Permainan Meraih Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Mubarok, M. Mufti, Plus BCM Rahasia Cerdas Belajar Sambil Bermain, Surabaya: PT. Java Pustaka Media Utama, 2008
Musbikin, Imam. 2006. Mendidik Anak Kreatif ala Einstein. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Surviani, Istanti, dkk, 20 Point Penting dalam Menghias Jiwa & Perilaku Anak, Bandung: Pustaka Ulumuddin, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar