KENAKALAN
REMAJA (DELEKUENSI)
A. Pengertian
Kenakalan
remaja, kata kata ini tentunya sudah tidak asing di tahun 2012 ini di telinga kita.
Kenakalan remaja atau biasa kita capa menggunanakan bahasa saat ini dengan
sapaan
“delikuensi” hal
ini merupakan sikap-sikap dan aktivitas anak-anak remaja yang bertentangan dengan
nilai-nilai sosial.
Sifat
kenakalan remaja sangat bervariasi, mulai dari yang bersifat iseng untuk
mencari perhatian, misalnya mencorat-coret fasilitas umum, sampai bentuk tindak
kejahatan, seperti tawuran, atau perkelahian pelajar, minuman keras,
penyalahgunaan narkoba, perampokan, seks bebas, pemerasan, pencurian, bahkan pembunuhan.
Dan
hal ini terjadi tentunya ada sebab dan musabnya, maka pada kesempatan kali ini saya
akan mengulas sedikit sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman saya pribadi mengenai
kenakalan remaja kini , apa yang menjadi sebab utama bagi kenakalan ini dan apa
kelak yang akan dihadapi remaja yang salah dalam pergaulan atau apa dampak dari
kenakalan remaja tersebut.
B. Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Kenakalan
remaja bisa disebabkan
oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
1.
Krisis identitas : Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2.
Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa
mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat
diterima akan terseret pada perilaku kenakalan. Begitupun bagi mereka
yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan
kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktoreksternal:
1.
Keluarga dan perceraian orangtua,
tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota
keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di
keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan
agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya
kenakalan remaja.
2.
Teman sebaya yang kurang baik
3.
Komunitas/lingkungan tempat tinggal
yang kurang baik.
1.
Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa
dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui
masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya
gagal pada tahap ini.
2.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan
point pertama.
3.
Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta
keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4.
Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang
tua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5.
Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika
ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Secara
konkrit dan lebih gampang di fahami hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya
kenakalan remaja adalah sebagai berikut :
1) lingkungan
keluarga.
2) lingkungan
pendidikan.
3) lingkungan
pergaulan.
4) media
massa yang dikenali sehari-hari.
Lingkungan
memiliki pengaruh yang besar terhadap kenakalan remaja, kenakalan remaja itu akan
tampak menjadi semakin besar dan luas ketika keadaan lingkungan tidak mendukung,
lingkungan yang bisa menimbulkan kenakalan remaja antara lain :
1.
Lingkungan Keluarga
Banyak
sekali kenakalan remaja yang disebabkan oleh lingkungan keluarga. Penyebab tersebut
antara lain :
a)
Ketidaksanggupan menyerap nilai-nilai kebudayaan
Hal
ini dapat terjadi jika seorang remaja mengalami proses sosialisasi yang tidak sempurna.
Kasus ini tampak jelas pada seorang remaja yang berasal dari keluarga yang
berantakan atau tidak harmonis.
b) Dorongan kebutuhan ekonomi
Seseorang
yang terdesak kebutuhan ekonominya atau ketidakmampuan orang tua dalam memenuhi
kebutuhan materiil akan menjadikan seorang remaja melakukan kenakalan remaja,
jika remaja tersebut tidak memiliki iman yang kuat atau tidak dapat mengendalikan
diri, atau tidak mau bekerja keras dapat terdorong menjadi tindak pelaku pencuri
perampokan dan lain lain.
c) Keinginan untuk dipuji atau gaya-gayaan
Hal
ini banyak terjadi pada masyarakat golongan atas atau kaya yang kurang memberikan
waktu dan perhatiannya kepada anak-anaknya, karena masyarakat golongan kaya
mampu memfasilitasi anak-anak dengan uang, kendaraan, dan fasilitas lain yang
jauh lebih memadai akan memicu mereka untuk melakukan perbuatan menyimpang.
Contoh
:
·
Aksi kebut-kebutan dengan menggunakan sepeda motor / mobil
·
Aksi mabuk-mabukan.
·
Aksi perkelahian pelajar dengan melibatkan genk dalam jumlah besar.
2.
Lingkungan Pendidikan
Kenakalan
remaja bisa disebabkan pengaruh lingkungan pendidikan. Contohnya seperti meniru
teman yang berperilaku menyimpang, hal ini dilatar belakangi adanya keinginan untuk
lebih diperhatikan oleh orang lain
dandapat diterima oleh kelompoknya.
3.
Lingkungan Pergaulan
Kenakalan
remaja dapat disebabkan oleh lingkungan dan pergaulan :
a.
Ikatan sosial yang berlainan
Hubungan
dengan kelompok-kelompok yang berlainan cenderung membuat para remaja mengidentifikasikan
dirinya dengan kelompok yang paling dihargainya, dengan hubungan ini akan memperoleh
pola-pola sikap dan perilaku kelompoknya, jika pergaulan ini memiliki sikap dan
perilaku menyimpang, maka ia juga akan menunjukkan pola-pola perilaku menyimpang.
b. Lingkungan sosial dan pergaulan yang tidak baik
Misalnya
kawasan kumuh (slum) di kota-kota besar, lingkungan di sekitar kompleks lokalisasi,
daerah remang-remang/ rawan kejahatan, daerah mangkalnya para preman,
tempat-tempat hiburan umum, dan lain-lain.
4.
Media massa
Dewasa
ini peranan media massa berpengaruh besar sebagai media informasi masyarakat
yang efektif. Kenakalan remaja juga dapat disebabkan oleh media massa.
Contohnya seperti tayangan yang berunsurkan kekerasan ataupun tindak kejahatan lainnya,
hal ini akan memotivasi remaja untuk berperilaku seperti yang ditontonnya itu.
D. Dampak Kenakalan Remaja
Adapun
dampak atau akibat dari kenakalan remaja baik yang sering mabuk mabukan atau sering
melakukan kejahatan antara lain:
1.Bagiremaja yang sering mabuk-mabukan,
akan berdampak negatif terhadap syaraf sehingga berakibat seorang remaja kurang
mampu mengendalikan diri secara fisik, sosial, maupun psikologis.
2.Bagi para pelaku (remaja) akan mendapat
hukuman (represif). Hukuman ini akan memaksa (coercive) para remaja untuk patuh
pada peraturan yang berlaku.
3.
Mengganggu keamanan, ketertiban, dan kenyamanan mayarakat / orang lain
4.
Dapat merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain.
E. Cara mencegah kenalakan remaja
Kenakalan
remaja (delikuensi) merupakan sikap-sikap dan aktivitas anak-anak remaja yang
bertentangan dengan nilai-nilai sosial. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengendalikan
tingkah laku para remaja yang menyimpang. Pengendalian tersebut antara lain:
1.
Pengawasan antar individu
Hal
ini yang paling berperan adalah orang tua. Orang tua wajib memperingatkan anaknya
apabila melakukan perilaku menyimpang.
2. Memberikan peringatan keras apabila teguran
halus tidak diindahkan para remaja. Tujuannya adalah agar para remaja menyadari
kesalahannya dan segera kembali ke jalan yang lurus.
3. Memberi hukuman kepada para remaja baik
itu dengan cara represif maupun coercive atau kekerasan.
4.
Mengembangkan rasa takutdan rasa malu untuk berbuat menyimpang atau melanggar aturan.
SIKAP
ANTISOSIAL
1. Pengertian
Sikap Antisosial
Antisosial terdiri dari kata anti
dan sosial, anti yang berarti menentang atau memusuhi dan sosial yang berkenaan
dengan masyarakat. Jadi antisosial adalah suatu sikap yang melawan kebiasaan
masyarakat dan kepentingan umum.
Sikap
antisosial memiliki definisi longgar, namun sebagian besar setuju dengan
ciri-ciri perilaku antisosial yang dikenal umum, seperti mabuk-mabukan di
tempat umum, vandalisme, mengebut di jalan raya, dan perilaku yang dianggap
menyimpang lainnya.Secara sederhana, perilaku antisosial bisa digambarkan
sebagai “perilaku yang tidak diinginkan sebagai akibat dari gangguan
kepribadian dan merupakan lawan dari perilaku prososial” (Lane 1987; Farrington
1995; Millon et al 1998 dalam Setiyawati, 2010).
Perilaku
antisosial bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa ada batasan usia, namun karena
`penyimpangan' ini dikategorikan sebagai`penyimpangan' ringan dari tatanan
sosial yang umum diterima bersama, secara umum perilaku antisosial identik
dengan anak-anak muda usia sekolah.
Menurut
Kathleen Stassen Berger, sikap antisosial adalah sikap dan perilaku yang tidak
mempertimbangkan penilaian dan keberadaan orang lain ataupun masyarakat secara
umum disekitarnya. Sikap dan tindakan antisosial terkadang mengakibatkan
kerugian bagi masyarakat luas karena si pelaku pada dasarnya tidak menyukai
keteraturan sosial seperti yang diharapkan oleh sebagian besar anggota
masyarakat.
Sikap
antisosial dapat terjadi karena berbagai macam faktor, yaitu:
1. Kekecewaan
terhadap sistem sosial yang terdapat dalam masyarakat
2. Kegagalan
dalam proses sosialisasi yang dialami seseorang
3. Ketidakmampuan
memahami secara penuh sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut
Soerjono Soekanto, terdapat tiga istilah yang berhubungan dengan sikap
antisosial, yaitu sebagai berikut:
a. Antikonformitas
Antikonformitas
suatu pelanggaran terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dilakukan
dengan sengaja oleh individu atau sekelompok individu.Sebagai contohnya adalah
mencuri, membunuh, membuat keributan, dan mengasingkan diri dari pergaulan
masyarakat.
b. Aksi
antisosial
Aksi
antisosial sebuah aksi yang menempatkan kepentingan pribadi ataupun kepentingan
kelompok tertentu diatas kepentingan umum.Contohnya adalah, tidak mau mengikuti
kegiatan gotong royong di masyarakat, memanipulasi data keuangan sebuah
organisasi demi kepentingan diri sendiri, dan lain-lain.
c. Antisosial
Grudge
Antisosial
grudge atau juga dendam antisosial, yaitu rasa dendam atau sakit hati terhadap
masyarakat maupun terhadap aturan sosial tertentu sehingga menimbulkan perilaku
menimpang.
2.
Ciri-Ciri Perilaku Antisosial
Ciri-ciri
diagnostik dari gangguan kepribadian antisosial menurut Nevid (2005: 279)
adalah:
a. Paling
tidak berusia 18 tahun
b.
Ada bukti gangguan perilaku sebelum usia 15 tahun, ditunjukkan denganperilaku
sepertimembolos, kabur, memulai perkelahian fisik, menggunakan senjata,
memaksaseseorang untuk melakukan aktivitas seksual, kekejaman fisik pada
orang maupun binatang, merusak atau membakar bangunan secara
sengaja, berbohong, mencuri, atau merampok.
c. Sejak
usia 15 tahun menunjukkan kepribadian yang kurang kepedulian yang kurang
dan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain, yang ditunjukkan oleh perilaku
sebagai berikut:
● Kurang patuh terhadap norma sosial dan
pereturan hukum, ditunjukkan dengan perilaku melanggar hukum yang dapat maupun
tidak dapat mengakibatkan penahanan, seperti merusak bangunan, terlibat dalam
pekerjaan yang bertentangan dengan hokum, mencuri, atau menganiaya orang lain.
● Agresif dan sangat mudah tersinggung
saat berhubungan dengan orang lain, ditunjukkan dengan terlibat dalam
perkelahian fisik dan menyerang orang lain secara berulang, mungkin
penganiayaan terhadap pasangan atau anak-anak.
● Secara konsisten tidak bertanggung
jawab, ditunjukkan dengan kegagalan mempertahankan pekerjaan karena
ketidakhadiran berulang kali, keterlambatan, mengabaikan kesempatan kerja atau
memperpanjang periode pengangguran meski ada kesempatan kerja, dan atau
kegagalan untuk mematuhi tanggung jawab keuangan seperti gagal membiayai anak
atau membayar hutang; dan/atau kurang dapat membina hubungan monogami.
● Gagal membuat perencanaan masa depan
atau impulsivitas, seperti ditunjukkan oleh perilaku berjalan-jalan tanpa
pekerjaan tanpa tujuanyang jelas.
Tidak
menghormati kebenaran, ditunjukkan dengan berulang
kali berbohong,memperdaya,
atau menggunakan orang lain untuk .mencapai tujuan pribadi atau
kesenangan.
Tidak
menghargai keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain,ditunjukkan
dengan berkendara sambil mabuk atau berulang kalingebut.
● Kurang penyesalan atas kesalahan yang
dibuat, ditunjukkan denganketidakpedulian akan kesulitan yang ditimbulkan pada
orang lain, dan atau membuat alasan untuk alasan tersebut.
3. Faktor
yang Mempengaruhi Perilaku Antisosial
Ada
beberapa sebab munculnya sikap antisosial di masyarakat, di antaranya adalah
sebagai berikut:
● Adanya norma atau nilai sosial yang
tidak sesuai atau sejalan dengan keinginan masyarakat, sehingga terjadi
kesenjangan budaya termasuk pola pikir masyarakat.
● Kurang siapnya pola pemikiran
masyarakat untuk menerima perubahan dalam tatanan masyarakat.Hal ini terjadi
karena adanya perubahan sosial yang menuntut semua komponen untuk berubah
mengikuti tatanan yang baru. Dalam perubahan ada komponen yang siap, namun
sebaliknya komponen yang tidak siap ini justru akan bersikap antisosial,
karena tidak sepakat dengan perubahan yang terjadi. Misalnya perusakan
terhadap telepon umum.
●
Ketidakmampuan seseorang untuk memahami atau menerima bentuk
perbedaan sosial dalam masyarakat, sehingga akan mengakibatkan kecemburuan
sosial. Perbedaan-perbedaan dimaknai sebagai suatu permasalahan yang
dapat mengancam stabilitas masyarakat yang sudahtertata.
●Adanya
ideologi yang dipaksakan untuk masuk ke dalam lingkungan masyarakat. Hal
ini akan menimbulkan keguncangan budaya bagi masyarakat yang belum siap
untuk menerima ideologi baru tersebut.
●Pemimpin
yang kurang sigap dan tanggap atas fenomena sosial dalam masyarakat, serta
tidak mampu menerjemahkan keinginan masyarakat secara keseluruhan.
4. Bentuk-Bentuk
Perilaku Antisosial
Dalam
masyarakat ada beberapa bentuk sikap antisosial yang pada tingkatan tertentu
dapat menimbulkan keresahan dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut:
a.
Sikap antisosial yang muncul karena deviasi individual
Deviasi
individual bersumber pada faktor-faktor yang terdapat pada diri seseorang,
misalnya pembawaan, penyakit kecelakaan yang dialami oleh seseorang, atau
karena pengaruh sosiokultural yang bersifat unik terhadap individu. Adapun
bentuk-bentuk sikap antisosial tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Pembandel,
yaitu orang yang tidak mau tunduk kepada nasihat-nasihat orang yang ada di
sekelilingnya agar mau merubah pendiriannya.
2) Pembangkang,
yaitu orang yang tidak mau tunduk kepada peringatan orang-orang yang berwenang
di lingkungan tersebut.
3)
Pelanggar, yaitu orang yang melanggar norma-norma umum atau
masyarakat yang berlaku.
4)
Penjahat, yaitu orang yang mengabaikan norma-norma umum atau masyarakat, berbuat
sekehendak hati yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian harta atau jiwa
di lingkungannya ataupun di luar lingkungannya, sehingga para
anggota masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan selalu bersiap-siap
untuk menghadapinya.
b.
Sikap antisosial yang muncul karena deviasi situasional
Deviasi
situasional merupakan fungsi pengaruh kekuatankekuatan situasi di luar individu
atau dalam situasi di mana individu merupakan bagian yang integral di
dalamnya.Situasi sosial adalah keadaan yang berhubungan dengan tingkah laku
seseorang di mana tekanan, pembatasan, dan rangsangan-rangsangan yang datang
dari orang atau kelompok di luar diri orang itu relatif lebih dinamik daripada
faktor-faktor internal yang menimbulkan respon terhadap hal-hal tersebut.
Deviasi situasional akan selalu kembali apabila situasinya berulang. Dalam hal
itu deviasi dapat menjadi kumulatif.Bentuk sikap antisosial yang muncul adalah
sebagai berikut.
1) Degradasi
moral atau demoralisasi karena kata-kata keras dan radikal yang keluar
dari mulut pekerja-pekerja yang tidak mempunyai pekerjaan di
tempat kerjanya.
2)
Tingkah laku kasar pada golongan remaja.
3) Tekanan
batin yang dialami oleh perempuan-perempuan yang mengalami masa menopause.
4)
Deviasi seksual yang terjadi karena seseorang menunda perkawinan.
5) Homoseksualitas
yang terjadi pada narapidana di dalam Lembaga Kemasyarakatan.
c.
Sikap antisosial yang muncul karena deviasi biologis
Deviasi
biologis merupakan faktor pembatas yang tidak memungkinkan memberikan persepsi
atau menimbulkan respon-respon tertentu.Gangguan terjadi apabila individu tidak
dapat melakukan peranan sosial tertentu yang sangat perlu.Pembatasan karena
gangguan-gangguan itu bersifat transkultural (menyeluruh di seluruh
dunia).Beberapa bentuk deferensiasi biologis yang dapat menimbulkan deviasi
biologis adalah sebagai berikut.
1)
Ciri-ciri ras, seperti tinggi badan, roman muka, bentuk badan, dan lain-lain.
2) Ciri-ciri
biologis yang aneh, cacat karena luka, cacat karena kelahiran,
anak kembar, dan lain sebagainya.
3) Ciri-ciri
karena gangguan fisik, seperti kehilangan anggota tubuh,
gangguan sensorik, dan lain sebagainya.
4) Disfungsi
tubuh yang tidak dapat dikontrol lagi, seperti epilepsi, tremor,
dan sebagainya.
Adapun
bentuk sikap antisosial yang muncul adalah egoisme, rasisme, rasialisme, dan
stereotip.
●
Egoisme, yaitu suatu bentuk sikap di mana seseorang merasa dirinya
adalah yang paling unggul atas segalanya dan tidak ada orang atau benda
apapun yang mampu menjadi pesaingnya.
●
Rasisme, yaitu suatu sikap yang didasarkan pada kepercayaan bahwa suatu
ciri yang dapat diamati dan dianggap diwarisi seperti warna kulit
merupakan suatu tanda perihal inferioritas yang membenarkan perlakuan
diskriminasi terhadap orang-orang yang mempunyai ciriciri tersebut.
● Rasialisme,
yaitu suatu penerapan sikap diskriminasi terhadap kelompok ras lain.
Misalnya diskriminasi ras yang pernah terjadi di Afrika Selatan.
●
Stereotip, yaitu citra kaku mengenai suatu ras atau budaya yang dianut
tanpa memerhatikan kebenaran citra tersebut.Misalnya stereotip masyarakat
Jawa adalah lemah lembut dan lamban dalam melakukan sesuatu.Stereotip
tersebut tidak selalu benar, karena tidak semua orang Jawa memiliki sifat
tersebut.
d. Sikap
antisosial yang bersifat sosiokultural
Beberapa
bentuk sikap antisosial yang bersifat sosiokultural, yaitu:
1) Primordialisme,
yaitu suatu sikap atau pandangan yang menunjukkan sikap berpegang teguh
kepada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu seperti suku
bangsa, ras, agama ataupun asal-usul kedaerahan oleh seseorang dalam
kelompoknya, kemudian meluas dan berkembang. Primordialisme ini …muncul
karena hal - hal berikut.
a) Adanya
sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatukelompok atau
perkumpulan sosial.
b)
Adanya suatu sikap untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok atau
kesatuan sosial terhadap ancaman dari luar.
c)
Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan sistem keyakinan, seperti
nilai-nilaikeagamaan, pandangan hidup, dan sebagainya.
2) Etnosentrisme
atau fanatisme suku bangsa, yaitu suatu sikap menilai kebudayaan
masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di
masyarakatnya.
3) Sekularisme,
yaitu suatu sikap yang lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat
nonagamis, seperti teknologi, ilmu pengetahuan, sehingga kebutuhan agamis
seakanakan dikesampingkan. Mereka yang memiliki sikap seperti
ini cenderung lebih mempercayai kebenaran yang sifatnya duniawi.
4) Hedonisme,
yaitu suatu sikap manusia yang mendasarkan diri pada pola kehidupan yang
serba mewah, glamour, dan menempatkan kesenangan materil di atas
segala-galanya. Tindakan yang baik menurut hedonisme adalah tindakan yang
menghasilkan kenikmatan.Orang yang memiliki sifat seperti ini biasanya
kurang peduli dengan keadaan sekitarnya, sebab yang diburu adalah kesenangan
pribadi.
5) Fanatisme,
yaitu suatu sikap yang mencintai atau menyukai suatu hal
secara berlebihan. Mereka tidak mempedulikan apapun yang dipandang lebih
baik daripada hal yang disenangi tersebut.Fanatisme yang berlebihan
sangat berbahaya karena dapat berujung pada perpecahan atau
konflik.Misalnya …fanatisme terhadap suatu ideologi atau artis idola
tertentu atau lainnya.
6) Diskriminasi,
yaitu suatu sikap yang merupakan usaha untuk membedakan secara sengaja
terhadap golongangolongan yang berkaitan dengan kepentingankepentingan
tertentu. Dalam diskriminasi, golongan tertentu diperlakukan berbeda
dengan golongangolongan lain. Pembedaan itu dapat didasarkan pada suku
bangsa, agama, mayoritas, atau bahkan minoritas dalam masyarakat.Misalnya
diskriminasi ras yang dulu pernah terjadi di Afrika Selatan yang dikenal
dengan politik apartheid, di mana golongan orang-orang kulit putih
menduduki lapisan sosial yang lebih tinggi daripada …golongan orang-orang
kulit hitam.
DAFTAR
PUSTAKA
Buchori
,M .Psikologi Pendidikan. Bandung
: Aksara Baru. 1985
Soemanto,Wasty .Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan. Jakarta :
PT.
RENIKA CIPTA. 1987
SumadiSuryabrata .Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada. 1998
Koestoer
,Partowisastro H. Dinamika Dalam Psikologi
Pendidikan. Jakarta : Erlangga.
Nevid, Jeferry S., dkk.
2005. Psikologi Abnormal.
Jakarta : Erlangga
Setyawati, Tuti 2010. Perilaku Anti Sosial.Online.
http://tutisetiyawati.blogspot.com/2010/10/perilaku-anti-sosial.html.
Silitonga,
Ferry. Gangguan Kepribadian Antisosial. 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar