Sabtu, 28 November 2015

KENAKALAN REMAJA

KENAKALAN REMAJA (DELEKUENSI)

A. Pengertian
Kenakalan remaja, kata kata ini tentunya sudah tidak asing di tahun 2012 ini di telinga kita. Kenakalan remaja atau biasa kita capa menggunanakan bahasa saat ini dengan sapaan
“delikuensi” hal ini merupakan sikap-sikap dan aktivitas anak-anak remaja yang bertentangan dengan nilai-nilai sosial.
Sifat kenakalan remaja sangat bervariasi, mulai dari  yang bersifat iseng untuk mencari perhatian, misalnya mencorat-coret fasilitas umum, sampai bentuk tindak kejahatan, seperti tawuran, atau perkelahian pelajar, minuman keras, penyalahgunaan narkoba, perampokan, seks bebas, pemerasan, pencurian, bahkan pembunuhan.
Dan hal ini terjadi tentunya ada sebab dan musabnya, maka pada kesempatan kali ini saya akan mengulas sedikit sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman saya pribadi mengenai kenakalan remaja kini , apa yang menjadi sebab utama bagi kenakalan ini dan apa kelak yang akan dihadapi remaja yang salah dalam pergaulan atau apa dampak dari kenakalan remaja tersebut.
B. Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
1.      Krisis identitas : Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2.      Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku kenakalan. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktoreksternal:
1.      Keluarga dan perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2.      Teman sebaya yang kurang baik
3.      Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
C. Hal-hal yang bisa dilakukan/ cara mengatasi kenakalan remaja:
1.      Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak  mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2.      Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3.      Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4.      Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5.      Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Secara konkrit dan lebih gampang di fahami  hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya kenakalan remaja adalah sebagai berikut :
1)      lingkungan keluarga.
2)      lingkungan pendidikan.
3)      lingkungan pergaulan.
4)      media massa yang dikenali sehari-hari.
Lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap kenakalan remaja, kenakalan remaja itu akan tampak menjadi semakin besar dan luas ketika keadaan lingkungan tidak mendukung, lingkungan yang bisa menimbulkan kenakalan remaja antara lain :
1. Lingkungan Keluarga
Banyak sekali kenakalan remaja yang disebabkan oleh lingkungan keluarga. Penyebab tersebut antara lain :
a) Ketidaksanggupan menyerap nilai-nilai kebudayaan
Hal ini dapat terjadi jika seorang remaja mengalami proses sosialisasi yang tidak sempurna. Kasus ini tampak jelas pada seorang remaja yang berasal dari keluarga yang berantakan atau tidak harmonis.
b) Dorongan kebutuhan ekonomi
Seseorang yang terdesak kebutuhan ekonominya atau ketidakmampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan materiil akan menjadikan seorang remaja melakukan kenakalan remaja, jika remaja tersebut tidak memiliki iman yang kuat atau tidak dapat mengendalikan diri, atau tidak mau bekerja keras dapat terdorong menjadi tindak pelaku pencuri perampokan dan lain lain.

c) Keinginan untuk dipuji atau gaya-gayaan
Hal ini banyak terjadi pada masyarakat golongan atas atau kaya yang kurang memberikan waktu dan perhatiannya kepada anak-anaknya, karena masyarakat golongan kaya mampu memfasilitasi anak-anak dengan uang, kendaraan, dan fasilitas lain yang jauh lebih memadai akan memicu mereka untuk melakukan perbuatan menyimpang.

Contoh :
· Aksi kebut-kebutan dengan menggunakan sepeda motor / mobil
· Aksi mabuk-mabukan.
· Aksi perkelahian pelajar dengan melibatkan genk dalam jumlah besar.

2. Lingkungan Pendidikan
Kenakalan remaja bisa disebabkan pengaruh lingkungan pendidikan. Contohnya seperti meniru teman yang berperilaku menyimpang, hal ini dilatar belakangi adanya keinginan untuk lebih diperhatikan  oleh orang lain dandapat diterima oleh kelompoknya.

3. Lingkungan Pergaulan
Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh lingkungan dan pergaulan  :
a. Ikatan sosial yang berlainan
Hubungan dengan kelompok-kelompok yang berlainan cenderung membuat para remaja mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok yang paling dihargainya, dengan hubungan ini akan memperoleh pola-pola sikap dan perilaku kelompoknya, jika pergaulan ini memiliki sikap dan perilaku menyimpang, maka ia juga akan menunjukkan pola-pola perilaku menyimpang.
b.  Lingkungan sosial dan pergaulan yang tidak baik
Misalnya kawasan kumuh (slum) di kota-kota besar, lingkungan di sekitar kompleks lokalisasi, daerah remang-remang/ rawan kejahatan, daerah mangkalnya para preman, tempat-tempat hiburan umum, dan lain-lain.


4. Media massa
Dewasa ini peranan media massa berpengaruh besar sebagai media informasi masyarakat yang efektif. Kenakalan remaja juga dapat disebabkan oleh media massa. Contohnya seperti tayangan yang berunsurkan kekerasan ataupun tindak kejahatan lainnya, hal ini akan memotivasi remaja untuk berperilaku seperti yang ditontonnya itu.
D.  Dampak Kenakalan Remaja
Adapun dampak atau akibat dari kenakalan remaja baik yang sering mabuk mabukan atau sering melakukan kejahatan  antara lain:
1.Bagiremaja yang sering mabuk-mabukan, akan berdampak negatif terhadap syaraf sehingga berakibat seorang remaja kurang mampu mengendalikan diri secara fisik, sosial, maupun psikologis.
2.Bagi para pelaku (remaja) akan mendapat hukuman (represif). Hukuman ini akan memaksa (coercive) para remaja untuk patuh pada peraturan yang berlaku.
3. Mengganggu keamanan, ketertiban, dan kenyamanan mayarakat / orang lain
4. Dapat merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain.

E. Cara mencegah kenalakan remaja

Kenakalan remaja (delikuensi) merupakan sikap-sikap dan aktivitas anak-anak remaja yang bertentangan dengan nilai-nilai sosial. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengendalikan tingkah laku para remaja yang menyimpang. Pengendalian tersebut antara lain:
1. Pengawasan antar individu
Hal ini yang paling berperan adalah orang tua. Orang tua wajib memperingatkan anaknya apabila melakukan perilaku menyimpang.
2. Memberikan peringatan keras apabila teguran halus tidak diindahkan para remaja. Tujuannya adalah agar para remaja menyadari kesalahannya dan segera kembali ke jalan yang lurus.
3. Memberi hukuman kepada para remaja baik itu dengan cara represif maupun coercive atau kekerasan.
4. Mengembangkan rasa takutdan rasa malu untuk berbuat menyimpang atau melanggar aturan.

















SIKAP ANTISOSIAL

1.      Pengertian Sikap Antisosial
            Antisosial terdiri dari kata anti dan sosial, anti yang berarti menentang atau memusuhi dan sosial yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi antisosial adalah suatu sikap yang melawan kebiasaan masyarakat dan kepentingan umum.
Sikap antisosial memiliki definisi longgar, namun sebagian besar setuju dengan ciri-ciri perilaku antisosial yang dikenal umum, seperti mabuk-mabukan di tempat umum, vandalisme, mengebut di jalan raya, dan perilaku yang dianggap menyimpang lainnya.Secara sederhana, perilaku antisosial bisa digambarkan sebagai “perilaku yang tidak diinginkan sebagai akibat dari gangguan kepribadian dan merupakan lawan dari perilaku prososial” (Lane 1987; Farrington 1995; Millon et al 1998 dalam Setiyawati, 2010).
Perilaku antisosial bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa ada batasan usia, namun karena `penyimpangan' ini dikategorikan sebagai`penyimpangan' ringan dari tatanan sosial yang umum diterima bersama, secara umum perilaku antisosial identik dengan anak-anak muda usia sekolah.
Menurut Kathleen Stassen Berger, sikap antisosial adalah sikap dan perilaku yang tidak mempertimbangkan penilaian dan keberadaan orang lain ataupun masyarakat secara umum disekitarnya. Sikap dan tindakan antisosial terkadang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat luas karena si pelaku pada dasarnya tidak menyukai keteraturan sosial seperti yang diharapkan oleh sebagian besar anggota masyarakat.

Sikap antisosial dapat terjadi karena berbagai macam faktor, yaitu:
1.     Kekecewaan terhadap sistem sosial yang terdapat dalam masyarakat
2.     Kegagalan dalam proses sosialisasi yang dialami seseorang
3.     Ketidakmampuan memahami secara penuh sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga istilah yang berhubungan dengan sikap antisosial, yaitu sebagai berikut:
a.      Antikonformitas
Antikonformitas suatu pelanggaran terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dilakukan dengan sengaja oleh individu atau sekelompok individu.Sebagai contohnya adalah mencuri, membunuh, membuat keributan, dan mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat.

b.     Aksi antisosial
Aksi antisosial sebuah aksi yang menempatkan kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok tertentu diatas kepentingan umum.Contohnya adalah, tidak mau mengikuti kegiatan gotong royong di masyarakat, memanipulasi data keuangan sebuah organisasi demi kepentingan diri sendiri, dan lain-lain.

c.      Antisosial Grudge
Antisosial grudge atau juga dendam antisosial, yaitu rasa dendam atau sakit hati terhadap masyarakat maupun terhadap aturan sosial tertentu sehingga menimbulkan perilaku menimpang.

2.         Ciri-Ciri Perilaku Antisosial
Ciri-ciri diagnostik dari gangguan kepribadian antisosial menurut Nevid (2005: 279) adalah:
a.  Paling tidak berusia 18 tahun
b. Ada bukti gangguan perilaku sebelum usia 15 tahun, ditunjukkan denganperilaku sepertimembolos, kabur, memulai perkelahian fisik, menggunakan senjata, memaksaseseorang untuk melakukan aktivitas seksual, kekejaman fisik pada orang maupun binatang, merusak atau membakar bangunan secara sengaja, berbohong, mencuri, atau merampok.
c.  Sejak usia 15 tahun menunjukkan kepribadian yang kurang kepedulian yang kurang dan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain, yang ditunjukkan oleh perilaku sebagai berikut:
●          Kurang patuh terhadap norma sosial dan pereturan hukum, ditunjukkan dengan perilaku melanggar hukum yang dapat maupun tidak dapat mengakibatkan penahanan, seperti merusak bangunan, terlibat dalam pekerjaan yang bertentangan dengan hokum, mencuri, atau menganiaya orang lain.
●          Agresif dan sangat mudah tersinggung saat berhubungan dengan orang  lain, ditunjukkan dengan terlibat dalam perkelahian fisik dan menyerang orang lain secara berulang, mungkin penganiayaan terhadap pasangan atau anak-anak.
●          Secara konsisten tidak bertanggung jawab, ditunjukkan dengan kegagalan mempertahankan pekerjaan karena ketidakhadiran berulang kali, keterlambatan, mengabaikan kesempatan kerja atau memperpanjang periode pengangguran meski ada kesempatan kerja, dan atau kegagalan untuk mematuhi tanggung jawab keuangan seperti gagal membiayai anak atau membayar hutang; dan/atau kurang dapat membina hubungan monogami.
●          Gagal membuat perencanaan masa depan atau impulsivitas, seperti ditunjukkan oleh perilaku berjalan-jalan tanpa pekerjaan tanpa tujuanyang jelas.
Tidak menghormati kebenaran, ditunjukkan dengan berulang
kali berbohong,memperdaya, atau menggunakan orang lain untuk .mencapai tujuan pribadi atau kesenangan.
Tidak menghargai keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain,ditunjukkan dengan berkendara sambil mabuk atau berulang kalingebut.
●          Kurang penyesalan atas kesalahan yang dibuat, ditunjukkan denganketidakpedulian akan kesulitan yang ditimbulkan pada orang lain, dan atau membuat alasan untuk alasan tersebut.

3.       Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Antisosial
Ada beberapa sebab munculnya sikap antisosial di masyarakat, di antaranya adalah sebagai berikut:
●          Adanya norma atau nilai sosial yang tidak sesuai atau sejalan dengan keinginan masyarakat, sehingga terjadi kesenjangan budaya termasuk pola pikir masyarakat.
●          Kurang siapnya pola pemikiran masyarakat untuk menerima perubahan dalam tatanan masyarakat.Hal ini terjadi karena adanya perubahan sosial yang menuntut semua komponen untuk berubah mengikuti tatanan yang baru. Dalam perubahan ada komponen yang siap, namun sebaliknya komponen yang tidak siap ini justru akan bersikap antisosial, karena tidak sepakat dengan perubahan yang terjadi. Misalnya perusakan terhadap telepon umum.
● Ketidakmampuan seseorang untuk memahami atau menerima bentuk perbedaan sosial dalam masyarakat, sehingga akan mengakibatkan kecemburuan sosial. Perbedaan-perbedaan dimaknai sebagai suatu permasalahan yang dapat mengancam stabilitas masyarakat yang sudahtertata.
●Adanya ideologi yang dipaksakan untuk masuk ke dalam lingkungan masyarakat. Hal ini akan menimbulkan keguncangan budaya bagi masyarakat yang belum siap untuk menerima ideologi baru tersebut.
●Pemimpin yang kurang sigap dan tanggap atas fenomena sosial dalam masyarakat, serta tidak mampu menerjemahkan keinginan masyarakat secara keseluruhan.

4.      Bentuk-Bentuk Perilaku Antisosial
Dalam masyarakat ada beberapa bentuk sikap antisosial yang pada tingkatan tertentu dapat menimbulkan keresahan dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut:
a.   Sikap antisosial yang muncul karena deviasi individual
Deviasi individual bersumber pada faktor-faktor yang terdapat pada diri seseorang, misalnya pembawaan, penyakit kecelakaan yang dialami oleh seseorang, atau karena pengaruh sosiokultural yang bersifat unik terhadap individu. Adapun bentuk-bentuk sikap antisosial tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Pembandel, yaitu orang yang tidak mau tunduk kepada nasihat-nasihat orang yang ada di sekelilingnya agar mau merubah pendiriannya.
2) Pembangkang, yaitu orang yang tidak mau tunduk kepada peringatan orang-orang yang berwenang di lingkungan tersebut.
3) Pelanggar, yaitu orang yang melanggar norma-norma umum atau masyarakat yang berlaku.
4) Penjahat, yaitu orang yang mengabaikan norma-norma umum atau masyarakat, berbuat sekehendak hati yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian harta atau jiwa di lingkungannya ataupun di luar lingkungannya, sehingga para anggota masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan selalu bersiap-siap untuk menghadapinya.

b.   Sikap antisosial yang muncul karena deviasi situasional
Deviasi situasional merupakan fungsi pengaruh kekuatankekuatan situasi di luar individu atau dalam situasi di mana individu merupakan bagian yang integral di dalamnya.Situasi sosial adalah keadaan yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang di mana tekanan, pembatasan, dan rangsangan-rangsangan yang datang dari orang atau kelompok di luar diri orang itu relatif lebih dinamik daripada faktor-faktor internal yang menimbulkan respon terhadap hal-hal tersebut. Deviasi situasional akan selalu kembali apabila situasinya berulang. Dalam hal itu deviasi dapat menjadi kumulatif.Bentuk sikap antisosial yang muncul adalah sebagai berikut.
1) Degradasi moral atau demoralisasi karena kata-kata keras dan radikal yang keluar dari mulut pekerja-pekerja yang tidak mempunyai pekerjaan di tempat kerjanya.
2) Tingkah laku kasar pada golongan remaja.
3) Tekanan batin yang dialami oleh perempuan-perempuan yang mengalami masa menopause.
4) Deviasi seksual yang terjadi karena seseorang menunda perkawinan.
5) Homoseksualitas yang terjadi pada narapidana di dalam Lembaga Kemasyarakatan.

c.   Sikap antisosial yang muncul karena deviasi biologis
Deviasi biologis merupakan faktor pembatas yang tidak memungkinkan memberikan persepsi atau menimbulkan respon-respon tertentu.Gangguan terjadi apabila individu tidak dapat melakukan peranan sosial tertentu yang sangat perlu.Pembatasan karena gangguan-gangguan itu bersifat transkultural (menyeluruh di seluruh dunia).Beberapa bentuk deferensiasi biologis yang dapat menimbulkan deviasi biologis adalah sebagai berikut.
1) Ciri-ciri ras, seperti tinggi badan, roman muka, bentuk badan, dan lain-lain.
2) Ciri-ciri biologis yang aneh, cacat karena luka, cacat karena kelahiran, anak kembar, dan lain sebagainya.
3) Ciri-ciri karena gangguan fisik, seperti kehilangan anggota tubuh, gangguan sensorik, dan lain sebagainya.
4) Disfungsi tubuh yang tidak dapat dikontrol lagi, seperti epilepsi, tremor, dan sebagainya.
Adapun bentuk sikap antisosial yang muncul adalah egoisme, rasisme, rasialisme, dan stereotip.
● Egoisme, yaitu suatu bentuk sikap di mana seseorang merasa dirinya adalah yang paling unggul atas segalanya dan tidak ada orang atau benda apapun yang mampu menjadi pesaingnya.
● Rasisme, yaitu suatu sikap yang didasarkan pada kepercayaan bahwa suatu ciri yang dapat diamati dan dianggap diwarisi seperti warna kulit merupakan suatu tanda perihal inferioritas yang membenarkan perlakuan diskriminasi terhadap orang-orang yang mempunyai ciriciri tersebut.
●  Rasialisme, yaitu suatu penerapan sikap diskriminasi terhadap kelompok ras  lain. Misalnya diskriminasi ras yang pernah terjadi di Afrika Selatan.
● Stereotip, yaitu citra kaku mengenai suatu ras atau budaya yang dianut tanpa memerhatikan kebenaran citra tersebut.Misalnya stereotip masyarakat Jawa adalah lemah lembut dan lamban dalam melakukan sesuatu.Stereotip tersebut tidak selalu benar, karena tidak semua orang Jawa memiliki sifat tersebut.

d.  Sikap antisosial yang bersifat sosiokultural
Beberapa bentuk sikap antisosial yang bersifat sosiokultural, yaitu:
1) Primordialisme, yaitu suatu sikap atau pandangan yang menunjukkan sikap berpegang teguh kepada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu seperti suku bangsa, ras, agama ataupun asal-usul kedaerahan oleh seseorang dalam kelompoknya, kemudian meluas dan berkembang. Primordialisme ini …muncul karena hal - hal berikut.
a) Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatukelompok atau perkumpulan sosial.
b) Adanya suatu sikap untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok  atau kesatuan sosial terhadap ancaman dari luar.
c) Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan sistem keyakinan, seperti  nilai-nilaikeagamaan, pandangan hidup, dan sebagainya.
2) Etnosentrisme atau fanatisme suku bangsa, yaitu suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya.
3) Sekularisme, yaitu suatu sikap yang lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat nonagamis, seperti teknologi, ilmu pengetahuan, sehingga kebutuhan agamis seakanakan dikesampingkan. Mereka yang memiliki sikap seperti ini cenderung lebih mempercayai kebenaran yang sifatnya duniawi.
4) Hedonisme, yaitu suatu sikap manusia yang mendasarkan diri pada pola kehidupan yang serba mewah, glamour, dan menempatkan kesenangan materil di atas segala-galanya. Tindakan yang baik menurut hedonisme adalah tindakan yang menghasilkan kenikmatan.Orang yang memiliki sifat seperti ini biasanya kurang peduli dengan keadaan sekitarnya, sebab yang diburu adalah kesenangan pribadi.

5) Fanatisme, yaitu suatu sikap yang mencintai atau menyukai suatu hal secara berlebihan. Mereka tidak mempedulikan apapun yang dipandang lebih baik daripada hal yang disenangi tersebut.Fanatisme yang berlebihan sangat berbahaya karena dapat berujung pada perpecahan atau konflik.Misalnya …fanatisme terhadap suatu ideologi atau artis idola tertentu atau lainnya.
6)  Diskriminasi, yaitu suatu sikap yang merupakan usaha untuk membedakan secara sengaja terhadap golongangolongan yang berkaitan dengan kepentingankepentingan tertentu. Dalam diskriminasi, golongan tertentu diperlakukan berbeda dengan golongangolongan lain. Pembedaan itu dapat didasarkan pada suku bangsa, agama, mayoritas, atau bahkan minoritas dalam masyarakat.Misalnya diskriminasi ras yang dulu pernah terjadi di Afrika Selatan yang dikenal dengan politik apartheid, di mana golongan orang-orang kulit putih menduduki lapisan sosial yang lebih tinggi daripada …golongan orang-orang kulit hitam.












DAFTAR PUSTAKA

Buchori ,M .Psikologi Pendidikan. Bandung : Aksara Baru. 1985
Soemanto,Wasty .Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta :
PT. RENIKA CIPTA. 1987
SumadiSuryabrata .Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 1998
Koestoer ,Partowisastro H. Dinamika Dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta : Erlangga.
Nevid, Jeferry S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal. Jakarta : Erlangga
Setyawati, Tuti 2010. Perilaku Anti Sosial.Online.
http://tutisetiyawati.blogspot.com/2010/10/perilaku-anti-sosial.html.
Silitonga, Ferry. Gangguan Kepribadian Antisosial. 2010




Tidak ada komentar:

Posting Komentar