Kamis, 31 Desember 2015

gaya kepemimpinan administratif

A.    Pengertian Kepemimpinan Administratif
 Eksekutif berasal dari istilah inggris to execute berarti menyelenggarakan atau melaksanakan. Berarti executive sesungguhnya berarti “penyelenggara” atau “pelaksana”. Akan tetapi dalam bahan kepustakaan administrasi dan manajemen istilah “eksekutif”- sebagai istilah pengindonesiaan istilah executive biasanya diartikan bukan para tenaga pelaksana kegiatan-kegiataan operasional, akan tetapi para tenaga penyelenggara kegiatan-kegiatan kepemimpinan. Dengan perkataan lain, interpretasi yang paling lumrah diberikan tentang seorang eksekutif adalah seorang yang karena diangkat atau ditunjuk, bertindak selaku pimpinan sekelompok tenaga-tenaga pelaksana berbagai kegiatan operasional.
 Jadi, berarti bahwa eksekutif adalah seseorang yang karena diiangkat atau ditunjuk menduduki jabatan kepemimpinan tertentu dalam suatu organisasi, mempunyai hak dan wewenang untuk menggerakkan sekelompok orang lain yang disebut bawahan dan para bawahan itulah yang sesungguhnya memikul tanggung jawab untuk melaksanakan berbagai kegiatan operasional organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan.
 Dari pengertian tersebut di atas terlihat bahwa kedudukan dan jabatan eksekutif sesungguhnya terdapat dalam sebuah organisasi, baik dalam lingkungan pemerintahan, dalam lingkungan bisnis, dalam organisasi kemiliteran, dalam organisasi politik, dalam organisasi sosial dalam organisasi kebudayaan, dalam organisasi pendidikan, bahkan juga dalam suatu negara sebagai organisasi.
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutris, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat



B.     Gaya  Kepemimpinan  Administratif
Perilaku kepemimpinan ini menunjukkan ciri-ciri (karakteristik) sebagai berikut :
a)      Bekerja dengan asumsi bahwa oraang lain dapat bekerja, saama abaiknya dengan dirinya. Oleh karena itu setiap orang yang memiliki dan memperlihatkan potensi sesuai dengan bidangnya perlu diberikan kesempatan memimpin
b)      Cenderung mementingkan kualitas dalam melaksanakan tugas, karena mempersyaratkan standar yang tinggi pada hasil yang hendak dicapai. Kualitas kemampuan dan hasilnya lebih diutamakan dari pada aspek-aspek lainnya dalam berkerja
c)      Berdisiplin dalam melaksanakan tugas-tugas, sehingga dapat meyakinkan dan bahkan disegani oleh orang-orang yang dipimpin. Disiplin dipandang sebagai penunjang utama terhadap kualitas kerja dan hasilnya.
d)     Berusaha menunjukkan partisipasi aktif orang-orang yang dipimpin dengan kemampuan yang memberikan motivasi yang memadukan kepentingan individu dengan kepentingan bersama/organisasi.
e)      Memiliki semangat, moral, loyalitas dan dedikasi kerja yang tinggi, sehingga menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya.
f)       Mampu menunjukkan kesediaan berkerja keras, tanpa menekan dan memaksa orang-orang yang dipimpinnya. Kesediaan berkerja keras itu tumbuh berdasarkan kesadaran dan dilakukan secara ikhlas dan sukarela. Pemimpin memandang orang-orang yang dipimpinnya sebagai teman atau partner kerja, dan bukan sebagai bawahan atau anak buah, sehingga sama-sama harus mampu berkerja keras untuak mencapai tujuan organisasinya.
g)      Mampu menumbuhhkan rasa aman, karena dalam menunjukkan hubungan manusiawi yang efektif memperlakukan orang lain sebagai orang dewasa yang matang dan bertanggung jawab. Perlakuan seperti itu tidak berbeda dalam menghadapi anggota lama maupun anggota baru.
h)      Efisien dan efektif dalam berkerja. Oleh karena itu cenderug memiliki dorongan yang besar untuk memberikan latihan-latihan agar setiap orang mempunyai peluang untuk mempunyai peluang untuk mampu pula berkerja vsecara efektif dan efisien.
i)        Mempunyai perhatian yang positif dalam menyelesaikan konflik-konflik yang timbul. Konflik dipandang sebagai kejadian yang wajar dalam bergaul dan bekerja, karena manusia memang berbeda kepentingannya. Konflik harus diselesaikan agar kerja sama dapat diwujudkan dan dikembangkan secara maksimal. Dalam menyelesaikan konflik dan perselisihan, selalu berlaku obyektif dan tidak memihak atau tidak senang menekan salah satu pihak. Oleh karena itu pemimpin juga memilii kemampuan yang positif dalam menyelesaikan dan mempertemukan perbedaan pendapat. Kemampuan itu merupakan dukungan yang positif terhadap kemampuan menetapkan keputusan pada waktu yang tepat, cepat dan bermutu.
j)        Terbuka terhadap kritik dan saran-saran, untuk memperbaiki kekeliruan dan kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan kepemimpinan.
k)      Mampu memisahkan masalah-masalah yang perlu dan tidak peerlu di dalam musyawarah atau rapat-rapat. Dengan demikian mampu pula memisahkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan prioritas sangat penting, penting, dan kurang/tidak penting.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar