A. Pengertian
Kepemimpinan Administratif
Eksekutif berasal dari istilah inggris to execute berarti menyelenggarakan atau
melaksanakan. Berarti executive
sesungguhnya berarti “penyelenggara” atau “pelaksana”. Akan tetapi dalam bahan
kepustakaan administrasi dan manajemen istilah “eksekutif”- sebagai istilah
pengindonesiaan istilah executive biasanya diartikan bukan para tenaga
pelaksana kegiatan-kegiataan operasional, akan tetapi para tenaga penyelenggara
kegiatan-kegiatan kepemimpinan. Dengan perkataan lain, interpretasi yang paling
lumrah diberikan tentang seorang eksekutif adalah seorang yang karena diangkat
atau ditunjuk, bertindak selaku pimpinan sekelompok tenaga-tenaga pelaksana
berbagai kegiatan operasional.
Jadi, berarti bahwa eksekutif adalah seseorang
yang karena diiangkat atau ditunjuk menduduki jabatan kepemimpinan tertentu
dalam suatu organisasi, mempunyai hak dan wewenang untuk menggerakkan sekelompok
orang lain yang disebut bawahan dan para bawahan itulah yang sesungguhnya
memikul tanggung jawab untuk melaksanakan berbagai kegiatan operasional
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan.
Dari pengertian tersebut di atas terlihat
bahwa kedudukan dan jabatan eksekutif sesungguhnya terdapat dalam sebuah
organisasi, baik dalam lingkungan pemerintahan, dalam lingkungan bisnis, dalam
organisasi kemiliteran, dalam organisasi politik, dalam organisasi sosial dalam
organisasi kebudayaan, dalam organisasi pendidikan, bahkan juga dalam suatu
negara sebagai organisasi.
Kepemimpinan
tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat
dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi
dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan
birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini
diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutris, manajemen
modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat
B.
Gaya Kepemimpinan Administratif
Perilaku
kepemimpinan ini menunjukkan ciri-ciri (karakteristik) sebagai berikut :
a) Bekerja
dengan asumsi bahwa oraang lain dapat bekerja, saama abaiknya dengan dirinya.
Oleh karena itu setiap orang yang memiliki dan memperlihatkan potensi sesuai
dengan bidangnya perlu diberikan kesempatan memimpin
b) Cenderung
mementingkan kualitas dalam melaksanakan tugas, karena mempersyaratkan standar
yang tinggi pada hasil yang hendak dicapai. Kualitas kemampuan dan hasilnya lebih
diutamakan dari pada aspek-aspek lainnya dalam berkerja
c) Berdisiplin
dalam melaksanakan tugas-tugas, sehingga dapat meyakinkan dan bahkan disegani
oleh orang-orang yang dipimpin. Disiplin dipandang sebagai penunjang utama
terhadap kualitas kerja dan hasilnya.
d) Berusaha
menunjukkan partisipasi aktif orang-orang yang dipimpin dengan kemampuan yang
memberikan motivasi yang memadukan kepentingan individu dengan kepentingan
bersama/organisasi.
e) Memiliki
semangat, moral, loyalitas dan dedikasi kerja yang tinggi, sehingga menjadi
teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya.
f) Mampu
menunjukkan kesediaan berkerja keras, tanpa menekan dan memaksa orang-orang
yang dipimpinnya. Kesediaan berkerja keras itu tumbuh berdasarkan kesadaran dan
dilakukan secara ikhlas dan sukarela. Pemimpin memandang orang-orang yang
dipimpinnya sebagai teman atau partner kerja, dan bukan sebagai bawahan atau
anak buah, sehingga sama-sama harus mampu berkerja keras untuak mencapai tujuan
organisasinya.
g) Mampu
menumbuhhkan rasa aman, karena dalam menunjukkan hubungan manusiawi yang
efektif memperlakukan orang lain sebagai orang dewasa yang matang dan
bertanggung jawab. Perlakuan seperti itu tidak berbeda dalam menghadapi anggota
lama maupun anggota baru.
h) Efisien
dan efektif dalam berkerja. Oleh karena itu cenderug memiliki dorongan yang besar
untuk memberikan latihan-latihan agar setiap orang mempunyai peluang untuk
mempunyai peluang untuk mampu pula berkerja vsecara efektif dan efisien.
i)
Mempunyai perhatian yang positif dalam
menyelesaikan konflik-konflik yang timbul. Konflik dipandang sebagai kejadian
yang wajar dalam bergaul dan bekerja, karena manusia memang berbeda
kepentingannya. Konflik harus diselesaikan agar kerja sama dapat diwujudkan dan
dikembangkan secara maksimal. Dalam menyelesaikan konflik dan perselisihan,
selalu berlaku obyektif dan tidak memihak atau tidak senang menekan salah satu
pihak. Oleh karena itu pemimpin juga memilii kemampuan yang positif dalam
menyelesaikan dan mempertemukan perbedaan pendapat. Kemampuan itu merupakan
dukungan yang positif terhadap kemampuan menetapkan keputusan pada waktu yang
tepat, cepat dan bermutu.
j)
Terbuka terhadap kritik dan saran-saran,
untuk memperbaiki kekeliruan dan kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan
kepemimpinan.
k) Mampu
memisahkan masalah-masalah yang perlu dan tidak peerlu di dalam musyawarah atau
rapat-rapat. Dengan demikian mampu pula memisahkan kegiatan-kegiatan sesuai
dengan prioritas sangat penting, penting, dan kurang/tidak penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar